
SUKOHARJO – Suasana kelas 3A tampak berbeda pada Rabu (30/10) pagi. Alih-alih duduk di bangku dan mencatat pelajaran, para siswa tampak sibuk bertransaksi di sebuah pasar mini yang dibuat di dalam kelas. Mereka sedang mengikuti pembelajaran bertema “Mengenal Uang dengan Praktik Langsung Transaksi Jual Beli”, yang dipandu oleh wali kelas mereka, Assifa Fadila.
Kegiatan tersebut menjadi pengalaman belajar yang menyenangkan bagi para siswa. Sejak awal, antusiasme mereka terlihat jelas. Setiap kelompok mendapatkan modal berupa uang mainan dan peran berbeda, ada yang menjadi penjual dan ada pula yang menjadi pembeli. Dengan semangat, mereka melakukan simulasi jual beli seperti di pasar sungguhan.
Dalam prosesnya, siswa belajar mengenal berbagai jenis uang, baik uang kertas maupun uang logam. Mereka juga dilatih menghitung nominal uang, menentukan harga, serta memberikan kembalian secara tepat. Melalui metode praktik ini, konsep uang dan transaksi jual beli menjadi lebih mudah dipahami.
“Saya sangat suka pembelajaran hari ini karena bisa belajar tentang transaksi uang melalui berdagang,” ujar Kanaka, salah satu siswa kelas 3A, sambil tersenyum.
Assifa Fadila menjelaskan bahwa kegiatan ini sengaja dirancang agar siswa tidak hanya memahami teori, tetapi juga mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Menurutnya, pembelajaran berbasis praktik semacam ini dapat meningkatkan kemampuan berhitung, berpikir kritis, dan kerja sama antarsiswa.
“Dengan kegiatan praktik langsung, siswa dapat memahami konsep uang dan transaksi jual beli dengan lebih baik. Mereka juga bisa melatih keterampilan bertransaksi serta belajar berinteraksi secara positif dengan teman-teman,” tuturnya.
Ia menambahkan, kegiatan semacam ini juga dapat menumbuhkan sikap jujur, tanggung jawab, dan kemandirian pada diri siswa sejak dini. Melalui peran sebagai penjual dan pembeli, mereka belajar menghargai proses, memahami nilai uang, serta menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya pengelolaan keuangan sederhana.
Selama kegiatan berlangsung, suasana kelas berubah menjadi ramai dan hidup. Tawa serta percakapan siswa terdengar di setiap sudut ruangan, menggambarkan betapa serunya proses belajar hari itu. Para siswa tampak menikmati perannya dan belajar tanpa tekanan.
Menurut Assifa, metode belajar seperti ini akan terus dikembangkan karena terbukti efektif dan menyenangkan. “Kami berencana membuat kegiatan serupa dengan tema lain agar siswa bisa belajar melalui pengalaman langsung. Pembelajaran kontekstual semacam ini membuat anak-anak lebih mudah memahami materi,” katanya.
Kontributor : Choerul Anam
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha