
Penulis: Triyono Agus Saputro, S.Pd.
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna, dibekali akal, pikiran, perasaan, moral, serta kemampuan untuk mengembangkan potensi diri. Kali ini, saya ingin membagikan sebuah pembahasan unik namun sarat akan makna mendalam yang saya temui dalam sebuah kejadian sederhana.
Cerita ini bermula saat saya menjenguk tetangga yang sedang dirawat di sebuah rumah sakit. Kebetulan, rumah sakit tersebut terletak di dekat jalur keluar tol. Di tepian jalan, tampak berderet mobil truk bermuatan penuh yang sedang berhenti untuk beristirahat. Saat sedang menunggu pesanan makanan di sebuah warung (HIK) di pinggir jalan, rasa bosan membuat saya iseng membaca tulisan-tulisan yang ada di bagian belakang truk tersebut.
Perhatian saya tertuju pada sebuah tulisan dengan ekspresi gambar yang membuat saya bertanya-tanya. Tulisan tersebut mungkin sudah sering kita lihat atau bahkan viral di media sosial: “Sadar Diri, Sadar Rai, Sadar Posisi”.
Kalimat ini sering kali dianggap sebagai ungkapan rendah hati, namun tak jarang pula hanya dijadikan bahan candaan. Akan tetapi, yang membuat saya penasaran adalah latar belakang gambar tulisan tersebut yang menampilkan sosok orang sedang berdoa kepada Allah. Ternyata, kalimat tersebut memiliki makna mendalam yang bisa menjadi bahan muhasabah (evaluasi diri). Berikut adalah bedah maknanya:
1. Sadar Diri
Banyak dari kita yang sering lupa akan tujuan utama Allah menciptakan manusia di dunia karena terlalu sibuk dengan urusan duniawi. Padahal, dalam Surah Az-Zariyat ayat 56, Allah berfirman: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.”
Sadar diri berarti menyadari bahwa setiap aktivitas dan tindakan yang kita lakukan harus berlandaskan ibadah kepada Allah SWT.
Dalam dunia kerja: Niatkanlah untuk menjemput rida dan keberkahan Allah agar hasilnya bermanfaat bagi keluarga.
Dalam menuntut ilmu: Niatkanlah untuk belajar dengan sungguh-sungguh, disiplin, dan jujur agar ilmu tersebut dapat digunakan untuk membantu orang lain (ilmu yang bermanfaat).
2. Sadar Rai (Sadar Wajah/Malu)
Jika ditanya, "Apakah Anda siap menghadap Allah?", hampir 99% manusia akan menjawab "belum siap" dengan alasan yang sama, yakni bekal amal yang masih kurang.
Namun ironisnya, banyak manusia yang lalai sehingga terjebak dalam sikap sombong, angkuh, dan acuh tak acuh terhadap sesama. Allah SWT mengingatkan dalam al-Quran: “Dan janganlah kamu memalingkan wajahmu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Luqman: 18).
Serta dalam Surah Al-Isra ayat 37: “Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.”
Sadar rai (wajah) mengajarkan kita untuk menjaga rasa malu di hadapan Sang Pencipta dan sesama, serta senantiasa saling menasihati dalam kebaikan.
3. Sadar Posisi
Kita harus menyadari posisi kita sebagai hamba. Hingga saat ini, kita tidak pernah tahu apakah posisi kita di akhirat kelak akan berada di surga atau neraka. Kesadaran akan posisi ini seharusnya mendorong kita untuk terus menjalankan perintah amar ma'ruf nahi mungkar (mengajak kebaikan dan mencegah kemungkaran).
Sebagai muslim, tugas kita di muka bumi bukan hanya untuk diri sendiri, melainkan juga untuk memberikan kebermanfaatan bagi orang lain.